Header Ads

Breaking News
recent

Hujan

 Hujan, Karya Ciamik Tere Liye[2043]




Pada suatu hari di tahun 2043,.. Lail pergi bersama ibunya untuk berangkat sekolah di pagi hari itu dengan melewati kereta bawah tanah. Saat ia hendak memasuki gerbong kereta, ia melihat suatu acara di televisi yang menampilkan bahwa bumi sekarang telah memiliki 100 miliar penduduk dan kelahirannya dirayakan diseluruh dunia. Sementara sang pembawa acara menampilkan berita tersebut dengan seorang profesor terkemuka dan dia(profesor) mengemukakan pendapatnya mengenai kelahiran penduduk bumi yang ke-100 miliar itu, mengenai baik serta buruknya, dampak serta kekhawatirannya semakin bertambah penduduk bumi maka semakin besar pula kemungkinan bumi akan hancur, binasa dimakan hewan bernama manusia. 

Dugaan itu benar, setelah beberapa kali kereta bawah tanah mampu melewati rintangan, 
maka tibalah suatu kejadian besar yang akan mengubah seluruh elemen hidup Lail. Saat suasana kacau balau, saat orang-orang berbondong-bondong menyelamatkan diri dari peristiwa yang akan menghancurkan bumi yang mereka tinggali dalam beribu-ribu abad itu_ sebuah gempa bumi dahsyat membiasakan penduduk kota, membuat manusia lenyap dari permukaan meski hanya beberapa jam saja, yang tentu tidak sebanding dengan bumi yang mereka lama tinggali dan kasihi itu. Ketika akhirnya penumpang yang selamat menemukan jalan keluar_sebuah lubang yang terdapat tangga untuk dinaiki keatas permukaan, Lail kemudia bertemu dengan Esok laki-laki yang juga akan mengubah seluruh hidup Lail yang menyukai hujan, mengagumi gemerciknya suara tangisan dari tuhan.. bumi menjadi kacau balau saat itu, saat Lail menyadari hujan yang saat ini dia rasakan bukan lagi hujan yang membuatnya senang, bukan lagi hujan yang membuatnya melepas payung. Namun, kali ini melindungi dirinya dengan sebuah payung yang segera dibasahi tangisan tuhan... tangisan atas kepergian orang yang butuhkan dalam hidupnya_ ibu Lail terjebak dibawah lubang itu, hangus, binasa bersama manusia yang masih mengharapkan esok ada, bersama manusia yang masih ingin memeluk erat jiwa ibunya, jiwa yang selama ini mengorbankan nyawa untuk melahirkan Lail seorang.








Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.